Hercules mendesak pihak Kepolisian menangkap dan menjerat oknum-oknum yang terlibat dalam kasus penganiayaan mahasiswa NTT di Tangsel.
![]() |
Hercules, preman senior di Jakarta. |
SIANAKAREN.COM — Sekumpulan mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) asal Provinsi NTT digeruduk warga hingga dianiaya karena melakukan Doa Rosario.
Penganiayaan terhadap mahasiswa NTT tersebut terjadi pada Minggu (5/5) malam di Kampung Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Baca juga: Wajib Tahu, 9 Fakta Dugaan Kasus 'Kedekatan' Romo Gusti dan Mama Sindi
Akibat kejadian penggerudukan tersebut, seorang mahasiswi asal NTT disebutkan mengalami luka-luka. Warga sekitar diduga membawa senjata tajam ketika melakukan penganiayaan terhadap penghuni kontrakan yang merupakan mahasiswa asal NTT tersebut.
Ketika itu, sejumlah jemaat Katolik sedang menggelar Doa Rosario menurut ajaran Katolik di sebuah kontrakan yang terletak di Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangsel.
Beberapa warga mengaku terganggu lantas menegur para mahasiswa agar menghentikan doanya.
Kesalahapahaman pun terjadi ketika seorang pemuda menegur seorang mahasiswi hingga terjadi cekcok dan benturan fisik antara mahasiswa Katolik itu dengan warga sekitar.
Baca juga: 2 Kakak-Beradik di Ende Tewas Tertimpa Tembok Kos akibat Longsor
Lokasi kejadian memang terletak di tengah kawasan padat. Sedang area kontrakan para jemaah berdoa menjorok ke dalam dari jalan lingkungan.
Di sana terdapat banyak kontrakan mahasiswa dari salah satu etnis di Indonesia timur, yaitu NTT.
Dalam video yang beredar, tampak terjadi keributan antara warga RT setempat dengan mahasiswa NTT.
Menanggapi kasus tersebut, Hercules yang merupakan kepala preman di Jakarta turun tangan. Dalam video yang diperoleh, Hercules menyatakan kekesalannya terhadap oknum yang melakukan dugaan penganiayaan tersebut mahasiswa NTT.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian yang terjadi di Kabupaten Tangerang Selatan yang mengatasnamakan umat Muslim," katanya.
Baca juga: Bantah Romo Gusti, Inilah 14 Fakta Klarifikasi Bapa Sindi
Dia pun mendesak pihak Kepolisian menangkap dan menjerat oknum-oknum yang terlibat dengan hukuman setimpal.
Sementara itu, tokoh NTT dan perkumpulan Indonesia Timur pun telah turun ke lapangan untuk membantu para saudaranya yang tertimpa masalah.
Para tokoh NTT di Jakarta pun telah melaporkan kasus ini kepada Polres Tangerang Selatan. Mereka mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas pihak-pihak yang memprovokasi keadaan hingga terjadinya keributan dan penganiayaan.
Baca juga: Persamaan dan Perbedaan Kesaksian Romo Gusti dan Bapa Sindi
Di sisi lain, pemerintah setempat telah melakukan upaya mediasi dengan menghadirkan pihak-pihak yang terlibat dan juga tokoh-tokoh agama yang berkepentingan.
Sementara itu, Ketua Rukun Warga (RW) 002 Marat mengatakan kegiatan kumpul-kumpul mahasiswa dan mahasiswi Unpam asal NTT selama ini kerap dikeluhkan tetangga. Hal tersebut yang kemudian menjadi pemicu kegeraman warga.
Dia berkelit bahwa kegiatan Doa Rosario tersebut tidak pernah dimasalahkan. Namun banyaknya jumlah mahasiswa yang berkumpul menjadi persoalan.
"Sejauh ini memang sudah dikeluhkan sama warga dan akhirnya RT bertindak. Memang rutin kumpul dan ada ibadah juga," ujarnya, Senin 6 Mei 2024.
Baca juga: Suster Eusebia P.Karm di Kalbar Meninggal karena Lakalantas, 6 Suster Luka-Luka
Dia mengakui ada warga yang menggunakan senjata tajam dalam pertikaian ini. Hanya saja hal itu disebabkan adanya pemukulan yang dilakukan pihak mahasiswa NTT.
Bahkan, pihaknya juga telah melarang warganya untuk menggunakan sajam dan melalukan penganiayaan namun karena diserang duluan makanya mereka membalasnya.
"Ada satu memang yang bawa dan emang karena emosi. Pisau dapur. Pertama memang RT menegur, dan memang karena ini rame. Warga saya juga dipukul duluan. Dia dipukul duluan makanya emosi. Dia engga terima," kata dia.*
Hidup rukun dan damai itu indah saling menghargai itu harus.Kita semua saudara,kalau ada hal² yg melanggar hukum selesaikan secara hukum.
BalasHapusSaya prihatin dengan peristiwa ini..tidak ada toleransi, kalau rasa terganggu, jujur saja ibadah agama muslim yg paling mengganggu..teriak berlebihann..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIni pak RT jg statementnya rada² membela warga yg sdh jelas² salah. Pecat ni RT
BalasHapus