Inilah kesaksian mahasiswa Muslim NTT mengenai kasus yang menimpa sekumpulan mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) asal Provinsi NTT di Tangsel.
![]() |
Kontrakan tempat Doa Rosario mahasiswa NTT. |
SIANAKAREN.COM — Kasus yang menimpa sekumpulan mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) asal Provinsi NTT yang digeruduk warga hingga dianiaya karena melakukan Doa Rosario mash menjadi perhatian nasional.
Penganiayaan terhadap mahasiswa NTT tersebut terjadi pada Minggu (5/5) malam di Kampung Poncol, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Baca juga: Mahasiswa NTT di Tangsel Dianiaya Saat Doa Rosario, Hercules Minta Polisi Tangkap Pelaku
Akibat kejadian penggerudukan tersebut, seorang mahasiswi asal NTT dan beberapa lainnya disebutkan mengalami luka-luka.
Hal itu akibat perbuatan warga RT sekitar yang diduga membawa senjata tajam ketika melakukan penganiayaan terhadap penghuni kontrakan yang merupakan mahasiswa asal NTT tersebut.
Baca juga: Wajib Tahu, 9 Fakta Dugaan Kasus 'Kedekatan' Romo Gusti dan Mama Sindi
Kesaksian Mahasiswa Muslim NTT
Seorang mahasiswa Muslim asal NTT yang juga kuliah di Unpam menceritakan kesaksiannya mengenai kejadian yang dialami para saudaranya di Tangsel.
Mahasiswa berinisial AI (26) tersebut tinggal mengekos hanya beberapa meter dari lokasi kontrakan yang menggelar ibadah Rosario pada Minggu malam.
Pada malam kejadian, AI turut membela jemaat ibadah Rosario yang dibubarkan oleh Ketua RT dan pemuda setempat.
Dia menceritakan bahwa kejadian bermula dari teguran Pak RT Bernama Diding kepada penghuni kontrakan lalu diduga memprovokasi warganya untuk melakukan penggerebekan terhadap mahasiswa NTT.
"Pada saat adik-adik yang beragama Kristen melakukan ibadah, kami hanya mengawasi dari sini. Saya muslim walaupun dari NTT, tapi saya menghargai kawan-kawan yang lain. Kita melihat Bapak RT dari rumahnya datang ke sana (jemaat), abis itu balik lagi," katanya, ditemui di Tangsel, Senin (6/5).
Karena tidak ada tindak lanjut, Pak RT kembali menghampiri kontrakan yang digunakan untuk beribadah.
Sesaat kemudian terdengar suara keras dari Pak RT dengan nada tinggi berisi umpatan kata-kata kasar kepada jemaat.
"Kita dengar suara, anjing, bangsat, kalian tidak menghargai kita sebagai RT? mau saya panggilkan warga ke sini untuk ngusir?," tuturnya.
Cekcok kian meluas setelah warga sekitar ikut berdatangan. Di sela-sela itu, terjadi insiden kecil di mana seorang pemuda setempat membentak seorang perempuan dari kelompok jemaat yang hendak memesan ojek online.
Tindakan itu memicu amarah kelompok mahasiswa yang mengontrak di lokasi, termasuk AI. Keributan hingga benturan fisik tak terhindari.
Dalam sekejap, massa warga sekitar kian bertambah banyak, di antaranya ada yang membawa senjata tajam.
"Dari situlah cekcok mulai, semua menyerang ke sini," ujarnya.
Situasi malam kejadian sangat mencekam, para pemuda NTT hanya bisa mengurung diri di dalam kontrakan sambil meminta bantuan dari rekannya di luar. Beruntung tak lama kemudian polisi tiba di lokasi hingga membubarkan kerumunan massa.
"Kita semua masuk ke dalam, kita minta bantuan ke grup-grup. Akhirnya kita baru keluar setelah teman-teman kita datang dan polisi sudah di lokasi. Nggak lama, kita semua ke Polres untuk laporan," ujarnya.
Hercules Turun Tangan
Menanggapi kasus tersebut, Hercules yang merupakan kepala preman di Jakarta turun tangan. Dalam video yang diperoleh, Hercules menyatakan kekesalannya terhadap oknum yang melakukan dugaan penganiayaan tersebut mahasiswa NTT.
"Saya sangat prihatin dengan kejadian yang terjadi di Kabupaten Tangerang Selatan yang mengatasnamakan umat Muslim," katanya.
Dia pun mendesak pihak Kepolisian menangkap dan menjerat oknum-oknum yang terlibat dengan hukuman setimpal.
Sementara itu, tokoh NTT dan perkumpulan Indonesia Timur pun telah turun ke lapangan untuk membantu para saudaranya yang tertimpa masalah.
Para tokoh NTT di Jakarta pun telah melaporkan kasus ini kepada Polres Tangerang Selatan. Mereka mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas pihak-pihak yang memprovokasi keadaan hingga terjadinya keributan dan penganiayaan.
Sementara itu, Ketua Rukun Warga (RW) 002 Marat mengatakan kegiatan kumpul-kumpul mahasiswa dan mahasiswi Unpam asal NTT selama ini kerap dikeluhkan tetangga. Hal tersebut yang kemudian menjadi pemicu kegeraman warga.
Dia berkelit bahwa kegiatan Doa Rosario tersebut tidak pernah dimasalahkan. Namun banyaknya jumlah mahasiswa yang berkumpul menjadi persoalan.
"Sejauh ini memang sudah dikeluhkan sama warga dan akhirnya RT bertindak. Memang rutin kumpul dan ada ibadah juga," ujarnya, Senin 6 Mei 2024.
Dia mengakui ada warga yang menggunakan senjata tajam dalam pertikaian ini. Hanya saja hal itu disebabkan adanya pemukulan yang dilakukan pihak mahasiswa NTT.
Bahkan, kata Marat, pihaknya juga telah melarang warganya untuk menggunakan sajam dan melalukan penganiayaan.
"Ada satu memang yang bawa dan emang karena emosi. Pisau dapur. Pertama memang RT menegur, dan memang karena ini rame. Warga saya juga dipukul duluan. Dia dipukul duluan makanya emosi. Dia engga terima," kata dia.*
COMMENTS