Di Provinsi NTT, KPU melaporkan terdapat 7 petugas Pemilu 2024 yang menjadi korban dan 198 jatuh sakit.
![]() |
Coblos Pemilu. |
SIANAKAREN.COM -- Pemilu serentak antar Legislatif dan Presiden masih menyisakan dampak buruk. Seperti lima tahun lalu, Pemilu kali ini memakan korban jiwa.
Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah petugas Pemilihan Umum (Pemilu) yang meninggal kini mencapai 108 kasus.
Di Provinsi NTT, KPU melaporkan terdapat 7 petugas Pemilu 2024 yang menjadi korban.
Sebanyak 198 orang petugas penyelenggara pemilu serta linmas juga dilaporkan sakit dan sedang dalam perawatan medis.
Tidak bisa dipungkiri kelelahan menjadi pemicu jatuhnya para korban. Dengan bayaran sekitar Rp1,2 juta/hari, para petugas rela begadang demi mengamankan suara.
Ketua KPU NTT Jemris Fointuna merinci tujuh penyelenggara pemilu yang meninggal itu yakni dua orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan tiga orang anggota panitia pemungutan suara (PPS).
Disamping itu juga ada satu orang yang bertugas sebagai panitia pemilihan kecamatan (PPK) serta seorang anggota linmas dikabarkan meninggal dunia.
Dia menyebutkan, dua penyelenggara pemilu yang meninggal dari PPS itu adalah Aloysius Demo (57), Ketua PPS Desa Golo Nderu, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur. Aloysius Demo dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (22/2).
Kemudian anggota PPS Kelurahan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor atas nama Esra Grenigel Langare (20) meninggal di SUD Kalabahi Alor.
Kemudian Yohanes Baptista Atalawan Hayon (41) petugas PPK Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (20/2) malam di RSUD Hendrik Fernandes Larantuka.
Tiga petugas KPPS yang meninggal yakni Ketua KPPS di TPS 07 Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka bernama Marselina Hoar.
Kemudian petugas KPPS di TPS 03 Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Antonio Silva Maia (54), dan anggota KPPS di Alor bernama Luther Manetlang (51) yang meninggal Kamis (15/2) atau sehari setelah melaksanakan tugas.
Sementara seorang anggota linmas yang meninggal bernama Petrus Be Kono dari Kecamatan Insana, Kabupaten TTU.
Hingga kini, baru satu orang korban yang mendapat kompensasi dari pemerintah, sementara sisanya masih dalam proses.*
Sumber: Antara
COMMENTS