Kericuhan antar umat beragama kembali terjadi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Teranyar, jemaat GPIB digeruduk massa GABK di Jakarta Timur.
![]() |
Jemaat GPIB digeruduk massa GABK di Jakarta Timur. |
SIANAKAREN.COM -- Kericuhan antar umat beragama kembali terjadi di Indonesia, khususnya di Jakarta. Teranyar, jemaat GPIB digeruduk massa GABK.
Dua kelompok yang bersitegang yakni Gereja Anugerah Bahtera Kristus (GABK) dan Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB).
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 20.30 WIB di Gedung Gereja GPIB Taman Harapan Cawang, Jakarta Timur.
Baca juga: Jam 04.00 Pagi, Suster di Ende Temukan Bayi Perempuan Tanpa Identitas di Depan Kapela
Saat kejadian, pendeta dan jemaat sedang menyanyikan pujian sebelum berdoa.
Di tengah-tengah kegiatan ibadah terjadi lemparan batu dari luar gedung yang menyebabkan kaca depan pecah, sehingga terjadi kepanikan jemaat yang sebagian besar ibu-ibu dan anak-anak.
Aksi keributan terjadi melibatkan dua kelompok jemaat gereja di Cawang, Jakarta Timur. Pihak kepolisian sudah turun tangan menyelidiki peristiwa yang terjadi.
Dalam video yang beredar, Selasa (25/6), terlihat keributan terjadi di bagian depan dan dalam gereja. Beberapa kelompok terlibat keributan melakukan perusakan gereja. Terlihat pintu hingga kaca dirusak.
Baca juga: Tak Ada Nama Flores dalam Jadwal Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan pihak kepolisian sudah menyelidiki kasus tersebut. Dia mengatakan keributan bermula karena perselisihan penggunaan gereja dari dua kelompok warga gereja.
Nicolas mengatakan tidak ada korban luka dalam peristiwa yang terjadi. Namun diketahui beberapa fasilitas yang ada di gereja mengalami kerusakan seperti pintu gereja, kamera dan papan nama.
Nicolas menambahkan belum ada pihak yang diamankan buntut ribut-ribut yang terjadi. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman.
"Masih penyelidikan," katanya.
Baca juga: Ansy Lema Ungkap Kedekatannya dengan Uskup Labuan Bajo Mgr Max Regus
Sementara itu, pendeta GABK HS Watimuri mengatakan permasalahan ini sebenarnya sudah dilakukan mediasi antara GABK dengan GPIB.
Kata dia, gedung tersebut memang digunakan bersama, namun terdapat perbedaan waktu dalam melaksanakan ibadah. Jemaat GPIB bisa melaksanakan ibadah pukul 08.00 WIB sementara GABK pukul 10.00 WIB dan 18.00 WIB.
Namun, usai kesepakatan bersama itu, Watimuri menyebut tiba-tiba GPIB memasang plang pengumuman jadwal penggunaan gereja. Hal tersebut direspon jemaat GABK dengan juga memasang plang jadwal penggunaan gereja.
“Jadi mereka tidak terima kita pasang plang jadwal ibadah,” sambungnya.
Tak hanya itu, setelah warga dan jemaat GABK memasang plang, jemaat GPIB justru menduduki tempat ibadah tersebut dengan cara membawa kasur ke dalam gereja. Hal tersebut membuat banyak orang luar yang ikut menduduki gereja tersebut.
“Jadi bentrokan terjadi selain karena pelarangan ibadah juga lantaran warga kesal karena banyak orang luar yang menduduki gereja,” katanya.*
COMMENTS