Keberadaan pria bernama Don Bosco S. Wae yang tega melepaskan mayat istrinya setelah diturunkan dari pesawat rute Denpasar-Labuan Bajo masih penuh.
SIANAKAREN.COM -- Keberadaan pria bernama Don Bosco S. Wae (29) yang tega melepaskan mayat istrinya setelah diturunkan dari pesawat rute Denpasar-Labuan Bajo masih penuh dengan tanda tanya.
Hingga hari pemakaman sang istri di kampungnya halamannya di Gou, Desa Wololika, Kecamatan Bajawa Utara, Ngada, tidak kelihatan "batang hidung" suaminya.
Sejumlah asumsi liar pun bertebaran di media sosial. Berbagai orang berbicara berdasarkan kabar burung yang didapatnya.
Salah satunya diungkapkan salah satu netizen yang merupakan Admin sebuah Grup Facebook di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Netizen tersebut membeberkan detail dialognya dengan Don Bosco S. Wae alias Jordi. Dalam unggahan itu dia mengatakan telah mendapatkan informasi A1 dari Jordi.
Poin pertama dalam unggahannya menyebutkan bahwa Jordi kabur karena diminta oleh keluarga almarhumah guna menghindari ancaman nyawa akibat kekecewaan keluarga besar korban.
Admin grup tersebut juga beranggapan bahwa Jordi tidak melakukan tindak pidana terhadap istrinya, termasuk dugaan kekerasan yang kini menjadi isu liar di masyarakat.
Jordi menyebut jenazah sang istri sudah diautopsi tim dokter dan tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah ke tindak pidana.
Versi Keluarga
Melansir Flores Pos online, keluarga dekat almarhumah Sergelius Pati dan Viktor Noli mengatakan mayat Carmila Edo Redo (29), suami serta anaknya dijemput kakak kandung almarhumah dan sambil menunggu serah terima jenazah mereka masih sempat makan di Bandara.
Saat itu, suami almarhum pamit kepada kakak iparnya untuk membeli air namun ditunggu tak kunjung kembali.
Kakak iparnya bersama beberapa orang keluarga sempat mencarinya namun tidak ditemukan bahkan menunggu lama sampai keberangkatan menuju Bajawa sempat molor 2 jam dan mayat masih tetap berada dalam ambulans di Bandara.
Keluarga tidak pernah berharap bahwa korban dibunuh dan digantung seolah-olah bunuh diri namun ketika kabur di Bandara Komodo maka kesimpulan keluarga bisa saja diduga korban dibunuh suaminya.
Keluarga bersyukur karena mujur ada kakak kandung almarhum yang hadir juga di Bandara Komodo sehingga bisa mengurus jenazah adiknya untuk di bawah ke Gou.
Yang keluarga ketahui bahwa korban disampaikan meninggal karena bunuh diri sehingga pihak keluarga menyerahkan kepada aparat penegak hukum.
Kepergian Carmila meninggalkan tiga buah hati yang masih kecil. Mayat Carmila hendak diberangkatkan ke Gou, Desa Wololika, Kecamatan Bajawa Utara, Ngada untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Carmila diduga melakukan bunuh diri di kamar kosnya di Jalan Merya Sari Gang Bambu Utama Sidakarya, Denpasar Selatan.
Kematian Carmila tidak disampaikan suaminya tetapi justru disampaikan oleh keluarga almarhumah di Denpasar.
COMMENTS