Vatikan tidak saja menjadi pusat agama Katolik dunia, tapi juga menjadi sebuah negara-kota yang punya sejarah panjang.
![]() |
| Negara-kota Vatikan. Foto: superadventure.co.id. |
Fakta ini tak terbantahkan. Hampir sebagian besar penduduk bumi mengenal apa yang disebut dengan nama Vatikan. Bagi yang belum mengenalnya mesti diakui bahwa mereka sedang berada di langkah terbelakang peradaban modern.
Dan sebagai orang Katolik, khususnya, nama Vatikan tidak asing lagi di telinga kita. Sebab ketika kita menyebut atau mendengar namaVatikan, pikiran kita langsung terarah kepada Paus.
Memang benar. Paus kita sejak zaman-zaman awal sudah memilih Vatikan sebagai kota di mana ia, sebagai seorang pemimpin agama Katolik, bertakhta dan menggembalakan umat beriman.
Namun uniknya adalah bahwa kota Vatikan, selain sebagai tempat tinggal pemimpin agama Katolik, ia juga merupakan sebuah negara di mana Paus yang sama menjalankan pemerintahannya. Itu berarti Paus menjalankan dua tugas sekaligus, yaitu sebagai pemimpin agama dan pemimpin negara.
Di lain pihak, pada dasarnya Paus adalah Uskup Roma, namun ia sekaligus diangkat menjadi pemimpin kolegial para uskup sedunia.
Baiklah pada edisi kali ini kita mengenal lebih dekat mengenai apa dan bagaimana kota Vatikan itu yang sebenarnya. Bagaimanakah sejarah terbentuknya dan kira-kira apa yang mendorong orang-orang Kristen awal memilih kota Vatikan sebagai tempat bertakhtanya seorang pemimpin agama Katolik seluruh dunia itu.
Vatikan atau lebih lengkap disebut sebagai Kota Vatikan, dengan nama resmi Negara Kota Vatikan (bahasa Italia: Stato della Città del Vaticano), merupakan negara terkecil di dunia, baik dari segi luas wilayah maupun jumlah penduduk. Vatikan merupakan tempat tinggal Paus dan wilayah Takhta Suci, otoritas pusat Gereja Katolik.
Diperkirakan bahwa daerah di kota Roma yang sebelumnya tidak dihuni ini (ager vaticanus) sudah selalu dianggap suci, bahkan sebelum kedatangan agama Kristen. Sebagai daerah yang tidak biasa dihuni, tentu wilayah Vatikan ini sebenarnya merupakan daerah yang sangat ditakuti karena kesakralannya.
Hampir pasti bahwa pada masa penganiayaan, Vatikan merupakan tempat penguburan massal umat Kristen. Sehingga pada tahun 326 M, Gereja pertama dibangun di atas tempat yang diperkirakan sebagai makam Santo Petrus, Paus pertama itu.
Sejak itu, tempat ini semakin banyak dihuni dan hingga kini Vatikan menyimpan sebuah destinasi yang menjanjikan. Padahal sebelumnya area Vatikan itu merupakan daerah padang yang tandus.
Kota Vatikan terletak di atas bukit Vatikan di sebelah barat laut kota Roma, beberapa ratus meter dari Sungai Tiber. Perbatasannya dengan Italia sepanjang 3,2 km yang mengikuti tembok kota yang dahulu dibangun untuk melindungi Paus dari serangan. Total luas wilayahnya adalah 0,44 km²; tidak lebih besar dari Flores.
Selain kota Vatikan, wilayah Paus juga meliputi beberapa Gereja penting, kantor-kantor dan Castel Gandolfo. Paus adalah Kepala Negara sedangkan seorang gubernur mengurusi keperluan sehari-hari.
Berdirinya negara Vatikan sepanjang sejarahnya tidak pernah terlepas dari peran Paus. Para Paus dalam peran sekuler mereka mulai memperluas pengaruh mereka pada daerah-daerah sekitar dan melalui negara-negara Paus memerintah banyak daerah di semenanjung Italia selama lebih dari seribu tahun hingga pertengahan abad ke-18 ketika seluruh Italia dipersatukan.
Pada saat itu daerah negara Paus disita oleh Kerajaan Italia yang baru didirikan. Lalu pada tahun 1870, dalam gerakan penyatuan Italia, wilayah kekuasaan para pemimpin Gereja dimasukkan ke dalam wilayah Italia dan wilayah kekuasaan Paus lebih dikurangi lagi ketika Roma dianeksasi.
Namun Gereja Katolik Roma tidak menerima hal ini dan timbullah konflik antara Gereja dan Kerajaan Italia. Polemik itu akhirnya diselesaikan dengan perjanjian Lateran (juga dikenal dengan nama Concordat) yang ditandatangani pada 11 Februari 1929 oleh Kardinal Gaspari yang mewakili Pius XI dan Benito Mussolini yang mewakili Raja Victor Emmanuel III.
Isi utama perjanjian itu adalah: 1) diakuinya negara Vatikan yang berdaulat dan independen di bawah pemerintahan Tahta Suci, 2) status istimewa bagi agama Katolik di Italia, dan 3) ganti rugi terhadap Vatikan atas kerugian yang diderita ketika negara Italia didirikan.
Perjanjian Lateran ini tetap diakui, meskipun setelah Perang Dunia II sistem Kerajaan Italia berakhir dan berubah menjadi negara republik. Dan pada tahun 1984, Concordat ini disesuaikan lagi.
Vatikan merupakan sebuah kaukus unik, sebuah contoh dari sebuah kerajaan di mana fungsi kepala negara, yaitu sang Paus tidak diwariskan tetapi dipilih untuk seumur hidup oleh dewan Kardinal. Anggota dewan kardinal yang dapat memilih adalah mereka yang berumur di bawah 80 tahun.
Pertemuan dewan kardinal untuk memilih Paus ini disebut konklaf dan dilaksanakan di Kapel Sistina. Kata konklaf ini berasal dari bahasa Latin cum clavis yang artinya adalah "dengan kunci". Maksudnya merekalah yang memegang kunci pemilihan. Namun kata cum clavis ini juga berarti bahwa para kardinal dikunci di Kapel Sistina selama proses pemilihan tersebut.
Sebagai negara berdaulat, Vatikan juga mempunyai hak untuk mengirim dan menerima diplomat. Para diplomat ini membutuhkan Kedutaan Besar yang harus berkedudukan di kota Roma karena tidak ada tempat di Vatikan. Dengan demikian ada sebuah situasi paradoksal di mana Italia mempunyai perwakilan di wilayahnya sendiri. Indonesia sendiri memiliki perwakilan di Takhta Suci.
Hampir semua warga Vatikan yang berjumlah 890 jiwa itu tinggal di dalam tembok kota Vatikan. Mereka termasuk rohaniawan/ti dan Garda Swiss. Warga Vatikan 100% beragama Katolik. Bahasa resmi adalah bahasa Latin, tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka lebih sering menggunakan bahasa Italia.
Dalam hal keamanan Vatikan mempunyai apa yang disebut Garda Swiss (bahasa Jerman: Schweizergarde; bahasa Inggris: Swiss Guard). Seperti apakah Garda Swiss itu? Garda Swiss Sri Paus diresmikan oleh Paus Julius II pada tanggal 22 Januari 1506 sebagai pengawal pribadi Sri Paus.
Namun telah terjadi sebelumnya bahwa banyak paus yang menyewa tentara bayaran Swiss sebagai bagian tentara Vatikan. Mereka terus melaksanakan tugasnya itu hingga hari ini. Mereka terdaftar di dalam Daftar Tahunan Kepausan (Annuario Pontifico) di bagian Takhta Suci dan bukan di bagian Negara Vatikan.
Pada akhir tahun 2005, Garda Swiss berkekuatan 134 anggota. Penerimaan anggota baru berdasarkan persetujuan khusus antara Takhta Suci dan Negara Swiss, dan terbatas hanya bagi warga negara Swiss laki-laki yang beragama Katolik.
Perlu diketahui pula bahwa di vatikan juga ada yang disebut sebagai Garda Palatine dan Garda Kemuliaaan, namun keduanya sudah dibubarkan oleh Paus Paulus VI pada tahun 1970. Walau Garda Palatine didirikan pada mulanya sebagai kekuatan bersenjata untuk membela negara-negara yang tunduk pada Sri Paus, fungsi-fungsinya dalam Negara Vatikan, seperti juga Garda Kemuliaan, hanyalah untuk upacara-upacara resmi belaka.
Selain Garda Swiss, ada juga kepolisian. Mereka menyebutnya dengan nama Corpo della Gendarmeria. Nama lengkapnya adalah Corpo della Gendarmeria dello Stato della Città del Vaticano (arti harafiahnya "Korps Polisi Negara Vatikan"), walaupun kadang-kadang mereka dikenal dengan julukan Vigilanza, kependekan dari nama mereka sebelumnya.
Aparat kepolisian ini bertanggung jawab atas ketertiban publik, penegakan hukum, pengendalian massa dan lalu-lintas, serta penyelidikan kriminal di Vatikan.
Dalam bidang ekonomi, bisa dikatakan bahwa Vatikan sebenarnya tidak mempunyai prospek yang cerah. Ekonomi Vatikan cukup unik, yang mana ekonominya hanya ditunjang oleh aktivitas non-komersial.
Ekonomi Vatikan yang non-komersial ini disokong dengan sumbangan dari para umat Katolik seluruh dunia, penjualan prangko, koin-koin, souvenir turis, mainan kunci, rosario, salib Kristus, iuran masuk museum-museum, iuran perpustakaan, sokongan Italia, sokongan Perancis, bea masuk turis, visa turis, album rohani gereja, bea ibadah, penjualan beberapa buku, majalah, dan blanko serta festival seni.
Selain itu, tentu kemajuan ekonomi Vatikan juga ditunjang oleh faktor peradaban kotanya yang tua, yang banyak meninggalkan warisan budaya yang penting , sehingga menarik minat pengunjung.
Beberapa gedung seperti Basilika Santo Petrus, Kapel Sistina dan Museum Vatikan merupakan gedung-gedung yang sangat indah. Dengan banyaknya orang (umat Katolik/wisatawan) yang tiap hari mengunjungi Vatikan, hampir dipastikan bahwa itu merupakan peluang dan keuntungan tersendiri bagi Vatikan.
Namun yang terpenting adalah bukan dengan banyaknya pengunjung menjadikan Vatikan sebagai kota metropolitan, tetapi bagaimana ketika orang-orang bisa menimba kekuatan spiritual dari rahim Gereja yang mengubah kehidupan. (Dari berbagai sumber)*

COMMENTS