Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XII dari Universitas Katolik Atma Jaya Makassar merumuskan draf Rencana Aksi pengembangan Istana Karst.
![]() |
Serah terima draft Rencana Aksi Pengembangan Ekowisata. |
MAROS -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XII dari Universitas Katolik Atma Jaya Makassar, bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat Desa Botolempangan, berhasil merumuskan draf Rencana Aksi strategis untuk pengembangan Ekowisata Istana Karst.
Universitas Katolik Atma Jaya Makassar merupakan institusi pendidikan tinggi yang berlokasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Melalui program seperti KKN, kampus Katolik ini berkomitmen untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara langsung di tengah masyarakat serta berkontribusi pada pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Inisiatif yang diwujudkan melalui program seminar dan lokakarya ini merupakan langkah awal untuk mendorong pengembangan pariwisata yang terstruktur, partisipatif, dan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Kegiatan yang bertajuk "Seminar dan Lokakarya: Sinergi Pemerintah Desa dan Masyarakat dalam Pembangunan Berkelanjutan dan Pelestarian Alam Wisata Istana Karst" ini digelar sebagai respons atas tantangan yang dihadapi dalam pengembangan potensi wisata Istana Karst.
Meskipun memiliki keindahan alam yang unik, kawasan ini masih menghadapi kendala seperti keterbatasan infrastruktur penunjang, tingkat partisipasi masyarakat yang perlu ditingkatkan, dan kurangnya promosi yang terstruktur.
Salah satu mahasiswa pelaksana dari Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Makassar, Ignasius Randut mengatakan bahwa program ini merupakan proyek jangka panjang sebagai bentuk nyata dari kolaborasi antara kampus dengan masyarakat.
"Program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi sebuah pemantik untuk kolaborasi jangka panjang. Kami menggunakan metode pendidikan masyarakat dan riset aksi partisipatif agar Rencana Aksi yang dihasilkan benar-benar berasal dari aspirasi dan kebutuhan masyarakat lokal, sehingga mereka menjadi subjek utama dalam pembangunan destinasinya," ujarnya.
Seminar dan lokakarya yang dilaksanakan di Kantor Desa Botolempangan pada Senin, 21 Juli 2025, ini dihadiri oleh 31 peserta yang terdiri dari perangkat desa, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelaku usaha, tokoh masyarakat, dan pemuda.
Antusiasme tinggi dari berbagai pemangku kepentingan ini menghasilkan beberapa luaran konkret.
Hasil utama dari program ini adalah:
- Draf Rencana Aksi Bersama: Terumuskannya draf rencana aksi untuk jangka pendek (1-2 tahun) dan menengah (3-5 tahun) yang mencakup perbaikan infrastruktur, pengembangan SDM, strategi promosi, dan pelestarian lingkungan.
- Peningkatan Kesadaran: Peserta menunjukkan peningkatan pemahaman mengenai pentingnya perencanaan destinasi, pariwisata berkelanjutan, dan potensi ekonomi kreatif.
- Komitmen Kolaboratif: Adanya penandatanganan komitmen bersama antara perwakilan pemerintah desa dan Pokdarwis sebagai simbol kesepakatan untuk bergerak bersama memajukan Ekowisata Istana Karst.
Kepala Desa Botolempangan menyambut baik inisiatif ini. Sebagai tindak lanjut, pihaknya akan meneruskan rumusan Rencana Aksi tersebut dalam Rencana Pembangunan Desa.
"Kami sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh mahasiswa KKN. Draf Rencana Aksi ini menjadi fondasi penting bagi kami untuk ditindaklanjuti, salah satunya dengan memasukkannya ke dalam perencanaan desa (RPJMDes) dan mengalokasikan anggaran melalui BUMDes," ungkapnya.
Baik Pemerintah Desa maupun mahasiswa berharap program ini tidak berhenti sebagai dokumen, melainkan menjadi panduan yang terus dievaluasi.
Oleh karena itu, salah satu rekomendasi program ini, yakni mendorong agar Pokdarwis tetap proaktif menjaga partisipasi. Sementara Pemerintah Kabupaten diharapkan dapat memberikan dukungan lanjutan berupa pelatihan dan bantuan promosi.
Bagi mahasiswa KKN selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan pendampingan yang berfokus pada implementasi poin-poin dalam Rencana Aksi tersebut.*
COMMENTS