Profil politikus PDIP Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema telah resmi ditunjuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Gubernur NTT.
![]() |
Calon Gubernur NTT Ansy Lema. |
SIANAKAREN.COM -- Politikus PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema telah resmi ditunjuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai Calon Gubernur NTT 2024.
Penunjukan tersebut diumumkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dalam acara Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) DPD PDIP di Kota Kupang, Rabu (10/7).
Sebelumnya, Ansy Lema mendapatkan penugasan dari partai banteng tersebut untuk maju Pilgub NTT sebagai Cagub. SK penugasan turun pada 26 Juni 2024.
Seminggu berselang, tepatnya pada 2 Juli 2024, politikus asal Ende kelahiran Kota Kupang ini mengirimkan surat pengunduran diri kepada Ketum PDIP dari jabatannya sebagai Anggota Komisi IV DPR RI.
Adapun Ansy Lema terpilih sebagai Anggota DPR RI dari Dapil NTT 2 untuk periode 2019-2024. Dapil ini meliputi Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Kupang, Rote Ndao, dan Kota Kupang.
Kini, Ansy Lema resmi berstatus sebagai Calon Gubernur NTT untuk Pilgub 2024.
Tentu, belum semua masyarakat NTT mengenal siapa sosok Ansy Lema.
Meski diakui dia adalah satu-satunya politisi asal NTT yang begitu aktif di media sosial dalam melaporkan kinerja, menjaring aspirasi dan masukan masyarakat.
Masyarakat di pelosok desa yang belum memiliki akses komunikasi yang lancar tentu belum begitu mengenal sosoknya, terutama masyarakat di Flores yang bukan merupakan daerah konstituennya.
Oleh karena penting sekali untuk membuatkan riwayat lengkap mengenai Ansy Lema agar lebih dikenal masyarakat NTT sehingga memudahkannya untuk meraih dukungan maksimal.
Ansy Lema lahir di Kota Kupang pada 27 Maret 1976. Kini politikus yang ahli di bidang retorika ini berusia 48 tahun.
Dia lahir dengan nama kecil Ansy yang kemudian dikenal dengan nama Ansy Lema hingga sekarang ini. Akrabnya, dia sering dipanggil dengan nama Kaka Ansy.
Ansy Lema lahir dari keturunan Ende dan Belu. Kakeknya, Yohanis Lema, berasal dari Ende Lio, sedangkan neneknya,Helena Bui berasal dari Desa Sadi di Belu. Kakek buyutnya Bernama Paulus Maukura dan nenek buyutnya Bernama Yuliana Bolokau.
Darah Timor dan Flores mengalir-menyatu dalam dirinya. Identitas genealogis inilah yang membuat dia mudah diterima di Flores maupun di Timor.
Sebagai penganut agama Katolik yang taat, keluarganya menyekolahkan Ansy Lema di SDK St. Yoseph 4 Kota Kupang (1982-1988). Benih panggilan mulai muncul Ketika dia berada di bangku SD.
Setamat dari sana, dia melanjutkan ke SMP Seminari St. Pius XII Kisol di Manggarai Timur (1988-1991).
Tiga tahun di salah satu sekolah terbaik di NTT tersebut, Ansy kemudian memilih jalan lain dengan melanjutkan pendidikan menengah di SMAK Syuradikara Ende (1991-1994). Ende merupakan kampung halaman orangtuanya sebelum ke Kupang.
Lulus dari sekolah swasta Katolik favorit di Flores tersebut, Ansy melanjutkan pendidikan tinggi ke Universitas Nasional (1994–2000) jurusan Ilmu Politik. Pada masa studi ini, dia menjabat posisi Ketua Senat FISIP Unas periode 1997-1998.
Tak cukup sampai di jenjang sarjana, Ansy langsung mengikuti pendidikan magister di Universitas Indonesia jurusan FISIP. Tiga tahun Ansy menyelesaikan kuliahnya (2001-2004) di kampus terbaik di Indonesia tersebut. Alhasil, pada 2004, ketika isu otonomi daerah mengemuka, Ansy menyandang gelar master ilmu politik.
Di luar bangku akademik, Ansy Lema banyak terlibat dalam pergerakan anak muda. Hal inilah yang membuat aktivitas belajarnya terganggu. Banyak Waktu disedot untuk melakukan gerakan mahasiswa melawan otoritarianisme.
Misalnya, pada tahun 1997, Ansy dan kawan-kawan mendirikan Forum Kota yang melalui wadah ini mematangkan pergerakan politiknya. Dia juga aktif dalam organisasi PMKRI, salah satu organisasi mahasiswa Katolik terbesar di Indonesia.
Selepas aktif di dunia pergerakan, Ansy Lema kemudian memantapkan karirnya dengan menjadi akademisi atau dosen.
Dia mengajar di beberapa kampus, antara Unas, Universitas Paramadina, Universitas Budi Luhur, serta menjadi pembawa berita di TVRI selama delapan tahun (2007-2015).
Dia juga mendirikan salah satu lembaga Bernama Patra Government dan menjabat sebagai Direktur Politik periode 2017-2019.
Posisi ini mengantarkan Ansy suatu peran penting, yaitu Juru Bicara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam perhelatan Pilkada Provinsi DKI Jakarta 2017.
Kemudian, dia juga pernah menjadi konsultan politik Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah.
Pada tahun 2018, suami dari Maria Immaculata Inge Nioty ini maju dalam Pemilu Legislatif DPR RI di Dapil NTT II.
Pilihan politiknya ini berjalan mulus sehingga menjadi jatah kursi untuk duduk di Parlemen pada tahun 2019.
Di DPR RI, dia duduk di Komisi IV yang membidani urusan pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan.
Berkat kinerja nyata selama lima tahun menjadi wakil rakyat, Ansy Lema kembali dipercayakan menjadi Anggota DPR RI pada Pileg 14 Februari 2024 lalu.
Dengan dinamika politik yang begitu dinamis dan bukti nyata kinerja, Ansy Lema pun mulai digadang-gadang maju Pilgub NTT sejak 2-3 tahun terakhir.
Meski tingkat elektabilitasnya belum berada di posisi teratas, tetapi popularitas, tingkat keterkenalan dan kinerja nyata cukup membantunya untuk merebut tiket PDIP di antara beberapa kandidat potensial lainnya.
Menurut PDIP, Ansy Lema adalah politisi muda yang cerdas, memahami peta politik nasional dan internasional, berpengalaman, merakyat, punya komitmen ideologis dan memiliki kemampuan teknokratis yang memang dibutuhkan sebagai pemimpin.
Demikianlah profil lengkap Ansy Lema, Calon Gubernur NTT tahun 2024.*
COMMENTS