Berita pengunduran diri Caleg DPR RI dari Partai Nasdem di Dapil NTT 2, Ratu Ngadu Bonu Wulla alias Ratu Wulla masih penuh dengan teka-teki.
SIANAKAREN.COM -- Berita pengunduran diri Caleg DPR RI dari Partai Nasdem di Dapil NTT 2, Ratu Ngadu Bonu Wulla alias Ratu Wulla masih penuh dengan teka-teki.
Hal itu terutama karena caleg petahana DPR RI itu menyatakan mundur setelah dinyatakan menang dalam perhitungan suara tingkat Provinsi NTT pada Minggu (10/3) lalu.
Dua hari setelah pengumuman kemenangannya untuk mewakili Partai Nasdem dari Dapil NTT 2, istri mantan Bupati Sumba Barat Daya (SBD) ini malah mundur "tanpa hujan tanpa angin".
Publik segera merespons desas-desus pengunduran dirinya dengan ketidaklolosan mantan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang menjadi runner-up di Pemilu 2024.
Ratu Wulla diketahui mendulang suara terbanyak di dapil NTT 2 dari Nasdem, yakni 76.331. Dia mengungguli perolehan suara Viktor yang meraih 65.359 suara.
Bukan hal yang rahasia lagi, masyarakat menilai bahwa pengunduran diri Ratu Wulla tidak terlepas dari manuver politik yang terjadi di tubuh Partai Nasdem. Apalagi Viktor merupakan pendiri partai bersama dengan Surya Paloh dan Johnny G. Plate.
Transaksi politik dalam kasus ini sudah bukan menjadi konsumsi elit partai, tetapi telah dicerna oleh masyarakat di kampung-kampung. Mereka menggelorakan perlawanan, terutama karena ketidakinginan mereka membiarkan Viktor lolos ke Senayan.
Minggu, 17 Maret 2024, satu minggu setelah kasus Ratu Wulla mengemuka di berbagai berita nasional, Aliansi Rakyat Sumba Peduli Demokrasi menggelar aksi menyalakan 73.000 lilin sebagai bentuk keprihatinan terhadap pengunduran Ratu Wulla sebagai Caleg DPR RI terpilih dari Dapil NTT 2.
Aksi ini digelar di Alun-alun Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, tempat Ratu Wulla berdiam. Sebelum menyalakan lilin, peserta aksi berdoa.
Saat berorasi, perwakilan aliansi, Andreas B. Dadi mengatakan, Ratu Wulla memang mengundurkan diri namun karena kondisi yang memaksanya harus memundurkan diri.
Apalagi keputusan tersebut diambil di tengah proses rekapitulasi perhitungan perolehan suara oleh KPU di tingkat nasional yang mulai dilakukan sejak 12 Maret 2024 lalu.
Dia menilai pengunduran diri Ratu Wulla pada pekan lalu itu sangat janggal dan aneh sebab rakyat Sumba sangat memahami karakter dan sikap kepribadian Ratu Wulla yang kuat, kukuh berjuang, disiplin dan pantang menyerah.
Aliansi Rakyat Sumba Peduli Demokrasi pun meminta Ratu Wulla segera menarik surat pernyataan pengunduran diri yang dilayangkan kepada DPP Nasdem tersebut.
Selain itu, mereka juga mendesak DPP Partai NasDem untuk menarik kembali surat pernyataan pengunduran diri Ratu Wulla dari Caleg DPR RI Dapil NTT 2 yang sudah diserahkan kepada KPU RI. Mereka juga mendesak KPU RI untuk menolak surat pernyataan pengunduran diri Ratu Wulla.
"Kami memandang keputusan ibu Ratu mundur dari calon legilatif adalah sesuatu yang janggal. Menjadi pertanyaan kami orang Sumba, mengapa setelah terpilih baru mengundurkan diri. Kenapa tidak dari awal sehingga kami orang Sumba bisa memilih calon lainnya," kata Andreas.
"Jangan mengecewakan kami orang Sumba. Kami orang Sumba telah memberikan suara 73.000 lebih suara dan mengantar ibu ke DPR RI. Dengarkan suara kami ini. Kami minta bapa Surya Paloh, tolong dengarkan suara kami ini," katanya.
Sementara itu, elit Partai Nasdem membantah penguduran diri Ratu Wulla atas desakan pimpinan partai dan Viktor. Nasdem mengeklaim keputusan itu murni pilihan rasional sang caleg.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang Mikhael Raja Muda Bataona menilai mundurnya Ratu Wulla merupakan suatu tawar-menawar politik yang menguntungkan, baik bagi dirinya ataupun keluarga.
Jika tidak, Ratu Wulla tentunya tidak akan mundur setelah lolos menjadi anggota DPR.
"Jika tidak, tentu saja ia tidak akan mundur. Karena hal ini berkaitan dengan martabat, harga diri, dan habitus politisi, yaitu merebut kekuasaan lalu melipatgandakan kekuasaan itu. Bukan kehilangan," terang Mikhael.
Dia menilai, hal ini juga berkaitan dengan penugasan partai kepada Ratu Wulla untuk menghadapi Pilkada di Kabupaten SBD.
"NasDem akan menugaskan Ratu Wulla sebagai anggota DPR hingga bulan Agustus 2024. Lalu siap maju untuk menjadi Bupati SBD. Nasdem dan VBL secara pribadi bersama mesin partai akan mendorong dan bekerja maksimal memastikan Ratu Wulla, terpilih menjadi Bupati SBD periode mendatang," pungkasnya.
Menanggapi kekecewaan publik, Sekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim membantah anggapan bahwa Ratu Wulla mundur karena transaksi politik di internal Nasdem.
Dia menegaskan bahwa pengunduran diri Ratu Wulla karena ada penugasan khusus dari partai meski ia sendiri tidak mendeskripsikan tugas tersebut.
"Setiap orang yang mengundurkan diri dari satu jabatan di Nasdem. Tradisi Nasdem, kemudian dapat tugas khusus," katanya.*
COMMENTS