Menurut KPU, 6 politisi yang saat ini masih menjabat sebagai Anggota DPR RI kembali muncul sebagai pemenang dari 6 kursi yang tersedia di Dapil NTT 1.
![]() |
6 caleg Dapil NTT 1 lolos ke Senayan. |
SIANAKAREN.COM -- Modalitas politik para politisi lama di Senayan masih bercokol kuat di benak pemilih rasional dari Dapil NTT 1. Dapil ini meliputi Pulau Flores, Lembata dan Alor dan terdiri dari 10 kabupaten.
Tidak heran jika mereka kembali terpilih secara mudah dalam Pemilu paling krusial sepanjang sejarah politik Indonesia, tahun ini.
Modal politik, modal ekonomi dan modal sosial-budaya menjadi kekuatan sumber daya para politisi untuk meraih suara dominan dan menenggelamkan para politisi baru.
Berdasarkan rekapitulasi KPU di 10 kabupaten dari Dapil NTT 1, enam politisi yang saat ini masih menjabat sebagai Anggota DPR RI kembali muncul sebagai pemenang dari enam kursi yang tersedia.
Keenam politisi tersebut, yaitu Andreas Hugo Pareira (PDIP), Ahmad Yohan (PAN), Benny Kabur Harman (Demokrat), Dipo Nusantara (PKB), Melchias Markus Mekeng (Golkar), dan Julie Laiskodat (Nasdem).
Andreas Hugo Pareira, politisi dari Sikka yang konsern di program KIP Kuliah, meraih suara terbanyak bahkan dua kali lipat dari suara orang kedua. AHP tercatat mengoleksi 173.295 suara.
Kemudian disusul Ahmad Yohan sebanyak 84.103 suara, lalu Benny Kabur Harman sebanyak 79.335 suara, diikuti Dipo Nusantara sebanyak 73.249 suara, Melchias Markus Mekeng sebanyak 67.809 suara dan Julie Laiskodat sebanyak 57.522 suara.
Dengan 173.295 suara, AHP berkontribusi 69% terhadap kemenangan PDIP di Dapil NTT 1. Menurut data KPU, PDIP total memperoleh 250.622 suara.
Di urutan kedua ada PAN dengan 159.112 suara, lalu disusul PKB dengan 153.153 suara, kemudian Demokrat sebanyak 141.202 suara, Nasdem sebanyak 131.150 suara dan terakhir Golkar sebanyak 127.965 suara.
Keterpilihan orang-orang lama di DPR RI bukan lagi barang baru. Ada kecenderungan umum yang terjadi di NTT yaitu bahwa politisi yang pernah duduk di Senayan cenderung lebih mudah untuk duduk kembali ketimbang mereka yang baru "nongol" karena hanya akan menjadi "bumper" bagi para petahana.
Beberapa politisi yang lolos ini bahkan sudah beberapa periode duduk di Parlemen. Dalam politik hal ini wajar, namun sistem demokrasi selalu mengandaikan adanya diskursus baru untuk menciptakan regenerasi politik.*
COMMENTS