Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan tegas meninggalkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah 12 tahun bersama sebagai kader PDI Perjuangan.
![]() |
Ahok undur diri. |
JAKARTA -- Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan tegas meninggalkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi setelah 12 tahun bersama sebagai kader PDI Perjuangan.
Keputusan tersebut memang berat namun diambilnya dengan berani untuk membuktikan pilihannya pada Pilpres 2024.
Ahok merasa tidak lagi sejalan dengan mantan atasannya itu di DKI Jakarta pada tahun 2012 sampai dengan 2014 lalu.
Ahok mengaku tetap loyal pada PDIP dengan menjatuhkan pilihannya pada sosok Ganjar Pranowo yang menjadi calon presiden 2024.
Sebaliknya, Jokowi cenderung mendukung anaknya Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Prabowo Subianto. Hal itu sangat masuk akal karena mana mungkin seorang ayah mengkhianati putranya.
Dalam unggahan di akun Instagramnya pada Jumat, 2 Februari 2024, atau 12 hari menjelang Pilpres, Ahok mengunggah surat pengunduran dirinya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero).
Ahok resmi diangkat sebagai Komisaris Utama Pertamina oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 25 November 2019, sebulan setelah Jokowi dilantik menjadi presiden untuk periode kedua pada Oktober 2019.
"Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari 2024," tulis Ahok di akun miliknya @basukibtp.
Mengenai masa depannya, Ahok menyatakan dengan tegas bahwa dai mendukung Ganjar dan akan turut terlibat dalam kampanye memenangkan Ganjar di Pilpres 2024.
Meski ini sangat tidak maksimal karena tinggal dua minggu, namun setidaknya memberikan efek kejut terhadap pemerintahan Jokowi yang sangat kentara melakukan praktik KKN belakangan ini.
"Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya," tegas Ahok.
Tentu Ahok akan kehilangan cuan dari penghasilannya yang fantastis di Pertamina, namun dia berkeyakinan bahwa kebenaran akan menemukan jalannya sendiri, sehingga dia keluar untuk menemukan kebenaran itu.
Ahok keluar dari kongsi pemerintahan Jokowi dua hari setelah berita pengunduran diri Menko Polhukam Mahfud MD yang kini menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo. Mahfud menyatakan pengunduran dirinya pada 31 Januari lalu.
Mahfud mengaku bahwa nilai independensi selama proses pemilihan yang berlangsung pada 14 Februari dan proses setelahnya sangat penting. Dia berharap pengunduran diri ini bisa menjadi jaminan moral dan intelektual agar Pilpres berjalan adil dan jujur.
Mahfud menjelaskan keputusan itupun telah dibicarakan oleh segenap partai koalisi dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud. Setelah pembicaraan bersama partai koalisi beserta TPN, didapat kesimpulan langkah mundur dari jabatan negara selama proses Pilpres 2024 berlangsung.
Bersamaan dengan itu, beberapa menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jokowi juga dirumorkan akan mundur. Salah satu menteri yang paling santer adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Selain itu, Menteri PUPR Basuki Hadimulono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menteri Sosial Tri Rismaharini dikabarkan sedang mengalami ketidaknyamanan. Pasalnya, terjadi pengetatan protokol di Kabinet Jokowi dimana pada setiap rapat selalu diperiksa satu per satu. Risma juga tidak terlihat ketika Jokowi membagi-bagikan bantuan sosial (bansos) di wilayah Jawa Tengah yang menjadi "kandang" Ganjar.
Berbeda dengan beberapa menteri ini, para pembantu Jokowi yang lain justru "turun gunung" ikut mengkampanyekan kemenangan Prabowo-Gibran. Mereka antara lain: Bahlil Lahadalia, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Gus Yaqut, Luhut Binsar Pandjaitan, Zulkifli Hasan dan beberapa lainnya yang secara diam-diam mendukung langkah Jokowi memenangkan anaknya.*
COMMENTS