Inilah profil Tom Lembong yang menjadi trending topik pada akhir Januari 2024 lalu karena disebut-sebut sebagai penulis teks pidato Jokowi.
![]() |
Tom Lembong. |
SI ANAK AREN -- Nama Tom Lembong menjadi trending topik pada akhir Januari lalu. Hal itu karena namanya tiga kali disebut calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (21/1) malam.
Dalam debat Cawapres malam itu, Gibran beberapa kali menyindir Cawapres 01, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang diduga menyontek catatan Tom Lembong untuk dipresentasikan dalam debat.
Gibran menilai pendapat Cak Imin tidaklah orisinal, tetapi dibuatkan oleh konsultan politiknya, dalam hal ini Tom Lembong. Sehingga malam itu Cak Imin terkesan sangat menguasai materi debat.
Perlu diketahui bahwa pemilik nama lengkap Thomas Trikasih Lembong ini sekarang resmi memberikan dukungannya kepada paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN).
Di tim pemenangan AMIN, salah satu tokoh Katolik nasional ini menjabat sebagai Co-Captain, untuk merujuk pada struktur kepengurusan tim yang menyerupai tim sepakbola. Dengan jabatan itu, membuat peran dan kewenangan Tom Lembong cukup penting dalam pememangan AMIN.
7 Tahun Tulis Pidato Jokowi
Sejak tahun 2013 sampai dengan 2019, Tom Lembong merupakan orang kepercayaan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Kepadanya, Jokowi pernah mempercayakan jabatan sebagai Menteri Perdagangan RI (2015-2016) dan Kepala BKPM (2016-2019).
Bahkan Tom Lembong juga berhasil menjadi kepercayaan Presiden Jokowi, dan sering mendapatkan tugas membuat pidato bagi orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Tugas berat tersebut diembannya sejak tahun 2013 ketika menjabat sebagai penasihat ekonomi untuk Jokowi yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta bersama Ahok. Selama tujuh tahun, pria berambut rapi dan klimis ini menulis teks pidato Jokowi.
Salah satu mahakarya Tom Lembong adalah membuat pidato "Winter is Coming" yang dibacakan Jokowi dalam acara Plennary Meeting di Nusa Dua Convention Center, Denpasar, Bali pada 12 Oktober 2018 lalu.
Pidato itu membahas krisis ekonomi di dunia dengan menggunakan analogi "Game of Thrones". Berkat pidato tersebut, Presiden Jokowi ramai menuai pujian, baik dari dalam negeri hingga masyarakat dunia.
Di bulan sebelumnya tahun itu, Tom Lembong juga membuat sebuah pidato epik untuk Jokowi berjudul “Thanos” yang dibacakan di World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi, Rabu (12/9/2018).
Dalam pidato itu, Jokowi menyebut kondisi perekonomian dunia saat ini mengarah 'perang yang tak terbatas' atau 'infinity war', seperti dalam cerita film besutan Marvel, 'Avengers: Infinity War'.
Dalam film tersebut ada sosok bernama Thanos yang ingin memusnahkan setengah populasi bumi. Jokowi mengatakan dia dan sesama rekan 'Avengers' lainnya siap untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Tak hanya itu, Tom Lembong bahkan disebut-sebut sampai pernah diminta Jokowi membuat naskah pidato untuk acara Islamic Fashion Week. Padahal, Tom Lembong adalah penganut agama Katolik. Namun sebagai seorang yang ahli di bidang investasi, keuangan dan bank, Tom Lembong sangat paham ekonomi dunia.
Riwayat Hidup
Tom Lembong lahir di Jakarta 4 Maret 1971 (52 tahun) dari pasangan Katolik, Yohanes Lembong (Ong Joe Gie), seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia asal Manado, dan Yetty Lembong, seorang ibu rumah tangga asal Tuban.
Tom menikah dengan Maria Franciska Wihardja pada tahun 2002 dan dikaruniai sepasang puteri dan putera.
Tom dan keluarga merupakan penganut agama Katolik. Tom mengenyam pendidikan dasarnya di Jerman hingga berusia 10 tahun.
Sekembalinya ke Indonesia, Tom meneruskan SD serta SMP di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Saat SMA, Tom pindah ke Boston, Massachusetts, AS.
Kemudian, Tom menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota di Universitas Harvard dan lulus tahun 1994.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom memulai kariernya pada tahun 1995 dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapura). Tom kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari tahun 1999-2000.
Tom juga pernah dipercaya untuk menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari 2000-2002.
Kala itu, BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang bertugas untuk merekapitulasi dan merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia setelah sempat mengalami Krisis Keuangan tahun 1998. Setelah itu, dia memilih untuk bekerja di Farindo Investments dari 2002-2005.
Pada 2006, Tom menjadi salah satu pendiri dan direktur utama sebuah perusahaan ekuitas swasta di Singapura bernama Quvat Management. Selain itu, dia juga menjadi presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012-2014.
Tahun 2013, Tom Lembong masuk ke pemerintahan sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Gubernur DKI Jakarta saat itu Jokowi. Peran ini ia teruskan sepanjang masa jabatan pertama Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
Setelah meninggalkan pemerintahan tahun 2019, Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang beroperasi di Singapura. Lembaga ini merupakan sebuah wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.
Berkat kepintarannya di bidang keuangan dan investasi, Tom pernah dianugerahi tiga penghargaan internasional:
- Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum di Davos, 2008
- Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship, 2017
- Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade (Gwanghwa Medal) - Korea Selatan (8 Desember 2020)
Pada Agustus 2021-2023, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, menunjuk Tom sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol. Itu adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Pemerintah Provinsi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ketika Anies mengakhiri jabatannya pada tahun 2022 dan dideklarasikan sebagai capres dari Partai Nasdem, Tom menjadi tokoh sentral dari strategi pemenangannya.
Hingga kemudian namanya disebut-sebut Gibran karena diduga membuatkan semua konsep pembangunan ekonomi dan keuangan pasangan AMIN selama proses debat.*
COMMENTS