Laporan kegiatan pers kampus mahasiswa se-Indonesia di Mataram, NTB, tahun 2015. Kegiatan ini diinisiasi oleh SEJUK.
LAPORAN KEGIATAN
WORKSHOP PERS KAMPUS-MELIPUT KEBERAGAMAN
MATARAM-NTB, 4-6 MEI 2015
Peserta workshop Pers Kampus, Mataram, Mei 2015. Foto: Privacy
I. PENDAHULUAN
Media massa telah menjadi instrumen yang amat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini. Salah satu tugas mendasarnya ialah memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai urgensi toleransi dan sikap saling menghargai di antara penduduk yang pluralis (fungsi edukasi). Melalui pengaruh yang dimilikinya, media berperan penting untuk menumbuhkan sikap-sikap positif sesuai nilai-nilai Pancasila, agar bonum commune yang diharapkan dapat tercipta.
Hal ini sejalan dengan visi Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK) yakni terbentuknya masyarakat Indonesia, dengan dukungan media massa, yang menghormati, melindungi, dan mempertahankan keberagaman sebagai bagian dari pembelaan atas hak asasi manusia. Pergumulan jurnalis dengan isu keberagaman mesti terus-menerus dilakukan agar tercipta pemberitaan-pemberitaan bernada positif yang menghormati serta mempromosikan sikap toleransi di antara masyarakat. Jurnalisme keberagaman menjadi kemestian para juru warta dalam mengolah fakta pluralitas di Indonesia yang kian hari kian kompleks. Sebab, tidak sedikit media yang memberitakan kasus-kasus keberagaman yang justru meminggirkan hak-hak minoritas yang dianggap berbeda, bahkan dituduh menyimpang dan sesat dari mainstream (agama, keyakinan, etnis, dan orientasi seksual). Karena itu, penyuguhan berita tentang keberagaman, bagaimanapun juga, tidak memadai lagi menggunakan standar jurnalistik konvensional, seperti cover both sides, netral, dan objektif.
SEJUK berpendirian, perspektif keberagaman itu bukan hanya perlu dimiliki oleh wartawan media-media mainstream, tetapi juga oleh media-media kampus. Aktivis pers kampus adalah calon-calon jurnalis yang akan mengisi redaksi media-media mainstream. Persfektif mengenai kebebasan beragama dan berkeyakinan, HAM, dan gender amatlah penting untuk ditanamkan kepada mereka sehingga ketika mereka lulus dan menjadi jurnalis, mereka sudah memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk membuat pemberitaan terkait isu keberagaman.
Dengan beberapa argumentasi dan pertimbangan tersebut di atas, SEJUK berinisiatif menggelar Workshop Pers Kampus dengan tema Meliput Keberagaman, untuk menggerakkan media-media alternatif yang independen agar lebih nyaring menyuarakan isu keberagaman dan multikulturalisme. Karena itu, lembaga-lembaga pers mahasiswa/i didorong untuk mengambil peran lebih aktif dalam memberitakan isu yang dianggap kontroversial ini. Selain alasan independensi media-media kampus, regenerasi dalam menghidupkan jurnalisme keberagaman juga penting untuk terus dilakukan.
II. KEPANITIAAN DAN ANGGOTA
Adapun Workshop Pers Kampus-Meliput Keberagaman ini diselenggarakan oleh Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman (SEJUK) yang bekerja sama dengan KANUSA (Kajian Nusantara)-Mataram dan Friedrich Naumann Stiftung Für Die Freiheit. Panitia menyediakan para narasumber atau pemateri yang merupakan dosen, jurnalis, dan wartawan profesional yang bekerja di media-media Nasional seperti Kompas, Tempo, dan The Jakarta Pos. Para mahasiswa/i yang terpilih dan hadir sebagai anggota berjumlah 22 orang (11 perempuan dan 11 laki-laki), dengan latar belakang kampus dan agama yang berbeda (Islam, Katolik, dan Hindu). Workshop kali ini secara khusus menghimpun mahasiswa/i dari wilayah Indonesia Timur yang mencakup pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, NTB, Flores, dan Sumbawa. Segala urusan finansial dan akomodasi bagi para peserta, ditanggung oleh panitia.
Mengunjungi pasar oleh-oleh khas Suku Sasak
III. URUTAN DAN MATA KEGIATAN
Workshop ini berlangsung sejak Senin, 4 Mei 2015 sampai Rabu, 6 Mei 2015, bertempat di Asrama Haji, Mataram-NTB, dengan urutan dan mata kegiatan sebagai berikut.
1. Senin, 4 Mei 2015 (sore sampai malam hari)
a. Pembukaan
b. Pemberian materi dan diskusi dengan tema Kebebasan, oleh Andy Budiman (jurnalis senior Tempo TV, mantan DW Indonesia)
c. Pemberian materi dan diskusi dengan tema Pers dan Perempuan, oleh Shinta Maharani (wartawan Tempo)
d. Pemberian materi dan diskusi dengan tema Gender, oleh Ahmad ‘Alex’ Junaidi (wartawan The Jakarta Pos, direktur SEJUK)
e. Pemberian materi dan diskusi dengan tema HAM, oleh Muhammad Hafiz (Program UN-OCI Advocacy)
2. Selasa, 5 Mei 2015 (pagi sampai malam hari)
a. Pemberian materi dan diskusi dengan tema Media dan Keberagaman, oleh Ahmad ‘Alex’ Junaidi (wartawan The Jakarta Pos, direktur SEJUK)
b. Pemberian materi dan diskusi dengan tema Feature dan Bagaimana Menulis Feature?, oleh Ilham Khoiri [wartawan Kompas, dosen Desai Komunikasi Visual (DKV) Universitas Multimedia Nusantara (UMN)]
c. Technical Meeting sebelum terjun ke lapangan (Field Visit) untuk meliput berita
d. Terjun ke sasaran berita (Field Visit) dan meliput berita: Transito Ahmadiyah di Kota Mataram (para pengungi yang ditampung sejak terjadi pengusiran oleh mayoritas umat Muslim di Lombok Utara) dan Kampung Kemaliq Lingsar (umat Muslim dan Hindu hidup damai dan berdampingan sejak bertahun-tahun silam)
e. Membuat laporan hasil Field Visit dalam bentuk feature
3. Rabu, 6 Mei 2015 (pagi hari)
a. Presentasi hasil liputan di Field Visit
b. Penyerahan sertifikat dan Penutupan
Bersama Bung Rei LM dengan latar belakang Hinduisme Bali |
IV. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum: membangun kapasitas jurnalis kampus dalam meliput isu-isu keberagaman yang berperspektif HAM, mulitikulturalisme, pluralisme, dan keadilan gender.
2. Tujuan Khusus: mengalami dan memahami secara langsung fakta keberagaman (perjumpaan dengan teman-teman dari aneka kampus dan daerah, serta melalui Field Visit), mengembangkan minat dan bakat dalam dunia jurnalistik, memperkenalkan aktivitas pers mahasiswa/i di kampus STFK Ledalero, menimba wawasan baru dan membaktikannya bagi antusiasme dan tumbuh-kembang pers di kampus STFK Ledalero, dan menjaring serta memotivasi semakin banyak mahasiwa/i di kampus STFK Ledalero untuk berpartisipasi dalam membangun bangsa melalui dunia jurnalistik.
Bersama Bung Andre Lega, musikus, fotografer, videografer, dan sekarang dalam penggarapan jadi Youtuber |
V. USUL DAN SARAN
Setelah mengikuti kegiatan Workshop Pers Kampus-Meliput Keberagaman dan mempertimbangkan beberapa tujuan dari kegiatan dimaksud, usul dan saran berikut ini penting untuk sama-sama diperhatikan dan ditindaklanjuti.
1. Kepada Teman-teman Mahasiswa/i di masing-masing Konvik
Dibandingkan dengan porsi waktu perkuliahan di kampus, momentum untuk belajar dan mengembangkan diri tersedia lebih banyak di masing-masing konvik. Oleh alasan mendasar ini, peran konvik amatlah signifikan. Aktivitas pers konvik (patut disyukuri bahwa masing-masing konvik memiliki pers-nya tersendiri) haruslah menjadi wadah pertama sebelum mahasiwa/i maju menuju ruang yang lebih luas, yakni kampus. Masing-masing konvik bertanggung jawab dalam menjaga konsistensi pers-nya, sembari terus menjaring dan mengorbitkan bibit-bibit baru dalam dunia jurnalistik. Para pengasuh dan penanggung jawab pers konvik mesti memaksimalkan kerja sama dengan para pimpinan konvik agar menjamin ruang kebebasan berekpresi bagi mahasiswa/i.
2. Kepada Senat Mahasiswa (SEMA) STFK Ledalero
Selain fungsi koordinasi, SEMA berperan juga dalam mengakomodasi setiap inisiatif dan kreativitas para mahasiswa/i. Dalam kaitannya dengan aktivitas pers kampus, SEMA dalam hal ini Seksi Akademi dan Publikasi, bertanggung jawab untuk memaksimalkan ruang dan jaminan berekspresi yang diberikan STFK Ledalero. Pelbagai kegiatan jurnalistik maupun perlombaan-perlombaan menulis harus semakin sering dihidupkan, sebagai bentuk optimalisasi kerja seksi dan wujud kecintaan pada STFK Ledalero. SEMA bertanggung jawab untuk menjaring, mendampingi, mengorbitkan, dan melahirkan bibit-bibit baru yang berminat dalam dunia jurnalistik. Selain itu, Seksi Akademika dan Publikasi mesti semakin terbuka bagi diskusi-diskusi, agar wajah pers kampus (dalam hal ini Buletin AKADEMIKA) semakin cerah dan mampu menunjukkan daya dobrak demi tercapainya bonum commune.
3. Kepada pihak STFK Ledalero
STFK Ledalero, sepanjang sejarah kiprahnya, amatlah pro-aktif dengan selalu mengutus delegasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan serupa ini. Keleluasaan memberi peluang dan jaminan berekspresi serta bereksperimen bagi para mahasiswa/i, sepatutnya terus dipertahankan dan semakin digiatkan. Sebagai lembaga pendidikan yang diperuntukkan bagi calon imam dan awam Katolik, STFK Ledalero diharapkan tetap konsisten dalam keikutsertaannya di pelbagai ajang, baik lokal maupun nasional, atau jika pernah dan mungkin, internasional. Oleh karena itu, pihak STFK Ledalero mesti terus mendorong dan mendukung para mahasiswa/i-nya, baik secara moril maupun material, dengan terlebih dahulu memberi ruang dan sarana, secara khusus bagi aktivitas pers kampus.
VI. PENUTUP
Kegiatan yang baik dan konstruktif seperti ini mesti diapresiasi dan ditanggapi secara baik pula. Untuk itu, pada tempat pertama, terima kasih patut dialamatkan kepada SEJUK yang bekerja sama dengan KANUSA-Mataram dan Friedrich Naumann Stiftung Für Die Freiheit serta semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, yang telah berinisiatif menggelar kegiatan ini. Visi utama SEJUK yakni terbentuknya masyarakat Indonesia, dengan dukungan media massa, yang menghormati, melindungi, dan mempertahankan keberagaman sebagai bagian dari pembelaan atas hak asasi manusia, haruslah menjadi misi bersama. Tempat kedua, terima kasih dialamatkan kepada STFK Ledalero yang amatlah pro-aktif dengan selalu mengutus delegasi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan serupa ini. Selanjutnya, terima kasih ditujukan kepada SEMA STFK Ledalero dan pers Konvik yang telah memberi dorongan dan dukungan.
Semoga keikutsertaan dalam Workshop Pers Kampus kali ini, menjadi pintu baru yang kian lapang bagi keterlibatan-keterlibatan lainnya di masa mendatang. Sekiranya, kecintaan yang mendalam pada STFK Ledalero senantiasa menjadi motivasi yang memungkinkan segalanya terjadi.
Ledalero, 11 Mei 2015
Perwakilan dari STFK Ledalero
sebagai peserta Workshop Pers Kampus,
Daniel Deha dan Reinard L. Meo
COMMENTS