Marina Labuan Bajo Prospek pariwisata Labuan Bajo terus mengalami kemajuan signifikan. Sejak dinobatkan sebagai daerah strategis pa...
Marina Labuan Bajo
Prospek pariwisata Labuan Bajo terus mengalami kemajuan signifikan. Sejak dinobatkan sebagai daerah strategis pariwisata nasional oleh pemerintah pada tahun 2015, Labuan Bajo kini telah menjelma menjadi sebuah tempat wisata yang paling dicari dan diminati. Dua tahun berselang (2017), pemerintah lagi-lagi menempatkan Labuan Bajo sebagai lima kawasan wisata yang wajib dikembangkan. Dengan itu dapatlah diasumsikan, bahwa dalam hitungan beberapa tahun ke depan, pariwisata Labuan Bajo akan berkembang pesat dan paling menjanjikan sebagai sumber devisa negara dan pendapatan regional bruto bagi pemerintah daerah.
Tidak ada yang menyangka, bahwa Labuan Bajo akan terjadi seperti sekarang ini. Padahal beberapa dekade lalu, ketika belum dimekarkan dari kabupaten Manggarai, Labuan Bajo hanyalah sebuah “kampung” kecil di pinggir barat laut pulau Flores. Labuan Bajo tidak pernah terhitung di antara daerah-daerah strategis lain di Flores dan NTT umumnya. Pariwisata Labuan Bajo berkembang kemudian sekali di belakang kawasan wisata strategis seperti Danau Tiga Warna Kelimutu atau Kampung Tradisional Bena. Tapi kini, terutama ketika masuknya Taman Nasional Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (New Seven Wonders) pada 2013, Labuan Bajo menampilkan wajah yang sama sekali berbeda.
Salah satu daya tarik yang menonjolkan kekhasan wisata Labuan Bajo, selain TNK di pulau Komodo, adalah gugusan pulau yang berjejer indah dan mempesona di sepanjang perbatasan wilayah provinsi NTT dan NTB itu. Bila kita melakukan perjalanan wisata menggunakan kapal atau speedboat ke sepanjang jejeran pulau itu, tampaklah panorama alam yang mengagumkan. Semua yang melihatnya pasti berdecak kagum. Apalagi itu wisata dilakukan pada musim hujan (dingin) ketika hamparan hijau sabana memanjakan mata.
Di lain pihak, wisata bahari tidak pernah mengenal musim. Jernih dan birunya laut memberi ketepersonaan tersendiri. Air laut yang tidak terkontaminasi oleh limbah pabrik, menjadi arena yang ramah untuk ber-diving dan ber-snorkeling. Taman bawah laut yang eksotis itu adalah istana bagi beragam jenis ikan, batu karang, dan berbagai biota laut lainnya yang “manja” dipandang mata.
Di Pink Beach, misalnya, selalu menjadi tempat yang wajib dikunjungi. Butiran pasir pink yang indah dan dinginnya air laut memberi “sentuhan” yang menyejukkan dahaga jiwa para pelancong. Begitu juga di Manta Poi, sebuah tempat di mana para wisatawan bisa menyelam sekedar melihat ikan pari manta. Sungguh, Tuhan telah menyediakan “surga yang lain” kepada dunia di Labuan Bajo.
Sebuah pemandangan yang sama pun akan dialami di Pulau Padar. Pulau yang kini sudah menjadi primadona (icon) pariwisata Labuan Bajo karena keindahannya yang ajaib itu menyedot daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan. Pemandangan pulau yang bercabang-cabang yang berpadu dengan lakukan pantai memang sangat eksotis untuk dinikmati. Di sana wisatawan akan sungguh merasakan “Keindahan” yang sesungguhnya setelah berjuang mendaki menuju puncak dari semua keindahan di pulau itu. Dari atas puncak wisatawan bisa mendapat spot gambar terbaik. Bisa terjadi seperti rasul Petrus, wisatawan tidak akan lekas meninggalkan puncak itu sebelum mendirikan “kemah” bagi Pencipta.
Pulau Padar, ikon wisata Labuan Bajo
Keindahan destinasi wisata Labuan Bajo pun sudah mendapat pengakuan dari media internasional sekelas National Geographic dan Vogue. Orang-orang terkenal di dunia pun tertarik untuk mengunjungi Labuan Bajo. Sebut saja pesepakbola Zlatan Ibrahimovic, pebalap MotoGP Valentino Rossi, aktris peraih Oscar Gwyneth Paltrow, dan Miss Universe Demi Leigh Nel-Peters. Begitu juga deretan artis dan pesohor Indonesia, seperti Luna Maya, Daniel Mananta, pun beberapa orang terkenal lainnya pernah menginjakkan kakinya di Labuan Bajo.
Dan terbaru adalah perhelatan Familirization Trip (Famtrip) 2018 hasil kerjasama Kemetrian Pariwisata dengan Komisi Kepemudaan KWI pada 25-28 Februari lalu. Famtrip itu menghasilkan video klip yang dibuat oleh anak muda, yang nantinya akan ditayangkan pada perhelatan akbar World Youth Day (WYD) 2018 di Panama, Tiongkok dan sekitarnya. Akan ada sekitar 3 jutaan anak muda yang menyaksikan video klip tersebut. Dengan asumsi setiap orang muda mengajak kedua orangtunya, maka akan ada 9 jutaan wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Angka ini setidaknya bisa melebihi target pemerintah pusat yang berkisar di angka 1,5 juta pengunjung terhadap pariwisata di NTT tahun 2018.
Pulau Kanawa dengan lautnya yang bersih dan jernih
Selain itu, ada Festival Komodo yang digelar pada 5-10 Maret di lapangan Kampung Ujung Labuan Bajo. Festival seminggu itu memakan anggaran Pemda sekitar 1 miliar. Warga kota Labuan Bajo dan wisatawan asing begitu antusias mengikuti festival itu. Di sana ditampilkan aneka kekayaan kebudayaan masyarakat NTT dan Indonesia, baik dari segi nyanyian, tarian, hingga kuliner. Pedangdut nasional Yopie Latul turut meriahkan puncak kegiatan dengan lagu Tobelo-nya pada Sabtu (10/3) malam.
Malam di Puncak Waringin, Labuan Bajo
Sebuah laman resmi Republika.co.id menyebutkan bahwa nilai pendapatan berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari kunjungan wisata di Pulau Komodo, Labuan Bajo, mencapai Rp27 miliar lebih dari total sekitar 200-an ribu pengunjung selama tahun 2017. Penerimaan untuk kas negara ini naik sekitar Rp 5 miliar lebih dari capaian tahun sebelumnya. Angka ini akan terus bertambah seiring meningkatnya arus wisata ke Labuan Bajo apalagi pada bulan Oktober tahun ini, bertepatan dengan dilaksanakannya pertemuan IMF-World Bank di Bali. Karena itu, promosi menjadi penting bagi pengembangan pariwisata, baik oleh pemerintah, swasta, maupun pegiat dan agen pariwisata lokal.
COMMENTS