Romo Agustinus Iwanti, Pr menceritakan bahwa dia bermain kartu bersama keluarga Mama Sindi hingga larut malam lalu diajak menginap tidur di rumahnya.
 |
| Romo Gusti |
SIANAKAREN.COM — Kasus dugaan adanya "hubungan khusus" antara Romo Agustinus Iwanti, Pr dengan Ibu Hermin alias Mama Sindi masih hangat dibicarakan publik NTT.
Tak hanya media lokal, media-media nasional mulai merilis berita mengenai kasus tersebut sejak Jumat (26/4).
Kasus tersebut bermula ketika ada laporan dari Bapak Tinus alias Bapak Sindi, suami dari Ibu Hermin alias Mama Sindi, kepada pihak Keuskupan Ruteng mengenai dugaan "hubungan khusus" antara istrinya dengan Romo Gusti.
Dari pemberitaan disebutkan bahwa Bapak Tinus memergoki istrinya itu sedang berduaan dengan Romo Gusti di dalam kamar pada tengah malam pada Kamis (24/4) lalu.
Kejadian itu terjadi di rumahnya sendiri di Kampung Rende, Lembur, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, yang merupakan bagian dari wilayah paroki St. Yosef Kisol.
Menanggapi pemberitaan tersebut, pada Jumat (26/4), Romo Gusti menulis pernyataan klarifikasi.
Surat pernyataan tersebut tidak secara eksplisit menceritakan adanya "hubungan khusus" dengan Mama Sindi, namun Romo Gusti hanya membeberkan kronologi kejadian dari awal hingga akhir dengan catatan bahwa dia memiliki hubungan yang dekat dengan keluarga Bapak Tinus.
Poin kunci dari klarifikasinya tersebut adalah cerita bahwa Romo Gusti bertamu di rumah Mama Sindi hingga larut malam hingga diajak menginap oleh keluarga Bapak Sindi di rumahnya.
Romo Gusti menulis bahwa sekitar pukul 21.30 WITA, setelah selesai makan, dia dan anggota keluarga Mama Sindi bermain kartu.
"Sekitar pukul 21.30 WITA (setelah makan malam) kami bincang-bincang santai. dan sambil rekreasi main kartu dengan sangsi hukuman berdiri. Hal ini biasa kami lakukan setiap kali berkumpul. Adapaun yang ikut rekreasi main kartu saya, Bapa Sindi, Mama Sindi dan adik Kristo. Sedangkan Ena Melivkaryawati pastoran dan Enu Itin segerah menuju kamar tidur anak Siren. Dan Safe ke kamarnya anak Santos. Hal ini juga biasa mereka lakukan karena kedekatan mereka selama ini," tulis Romo Gusti.
Karena keasyikan, mereka bermain kartu hingga larut malam (sekitar pukul 01.00 WITA), sedangkan beberapa anak pastoran Kisol yang ikut bersamanya lebih dahulu tidur.
Romo Gusti kemudian meminta Mama Sindi untuk membangunkan anak-anak pastoran yang tertidur, namun karena terlelap akhirnya tidak terbangunkan.
Lantas, Bapak Tinus alias Bapak Sindi dan Mama Sindi meminta Romo Gusti menginap di rumah mereka.
"Karena sudah larut maları, sekitar pulul 01.00 WITA (dini hari), saya meminta anggota pastoran (Enu Melin, Safe) yang sementara tidur untuk dibangunkan dan siap-siap kembali ke Pastoran. Sedangkan Ena Itin bertahan di rumah. Akan tetapi Mama Sindi mengatakan bahwa mereka sudah tidur lelap. Lalu saya sendiri mangatakan "biar saya dan adik Kristo pulang duluan", tetapi Bapak Sindi dan Mama Sindi menahan kami semua untuk nginap karena sudah larut malam. Kami pun mengiakan ajakan mereka," tulis Romo Gusti di suratnya.
Romo Gusti menambahkan bahwa keluarga Mama Sindi ternyata sudah menyediakan kamar khusus untuknya sehingga dia pun langsung ke kamar karena mata sudah ngantuk.
"Bapak Sindi menuntun saya ke kamar tidur yang ternyata sudah mereka siapakan. Sedangkan adik Kristo dan Bapak Sindi berbaring/tidur di tempat tidur yang letaknya di depan kamar tidur untuk saya. Mama Sindi tidur bersama anak-anak perempuannya dan Enu Melin," tulisnya.
Karena kelelahan akibat aktivitas sepanjang hari di pastoran, Romo Gusti langsung tertidur lelap dalam kamar dengan kondisi pintu terbuka hanya ditutupi kain tirai.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 02.00 WIB, Romo Gusti tersadar karena mendengar teriakan, makian dan ancaman pembunuhan dari Bapak Tinus. Namun dia tidak menjabarkan ancaman tersebut untuk siapa.
Dengan kondisi masih berpakaian lengkap, Romo pun keluar dari kamar dan mendekati Bapak Tinus.
Dalam waktu yang bersamaan, dia melihat Mama Sindi yang masih berpakaian lengkap di kamarnya lari keluar kamar.
Karena teriakan keras Bapak Tinus berupa makian-makian dan ancaman untuk membunuh, sehingga mengakibatkan semua orang dalam rumah ikut bangun dan ikut panik.
Supaya tidak terjadi keributan besar, Romo dan semua anggota pastoran segera meninggalkan rumah dan balik ke pastoran.
Dalam perjalan pulang, persisnya di kampung Munde, dia tiba-tiba dihubungi Ibu Hermin yang memintanya untuk jemput.
Kondisi ibu Hermin dalam keadaan menangis ketakutan.
Atas permintaan itu dan demi keselamatannya, Romo Gusti bersama anggota pastoran kembali menjemput Ibu Hermin di pertengahan jalan (agak jauh dari rumahnya).
Lalu mereka bersama-sama dalam satu mobil menuju pastoran.
Keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 WITA, Romo Gusti dan beberapa anak pastoran kabur dari pastoran karena takut terancam nyawa akibat kemarahan Bapak Tinus. Mereka memilih keluar dari Kota Borong.
Ketika mereka kabur dari pastoran, Ibu Hermin berada di seputaran Borong.
Berikut cuplikan surat klarifikasi Romo Gusti Iwanti, Pr:
 |
| Surat klarifikasi Romo Gusti Iwanti, Pr (Halaman 2) |
COMMENTS