Flu Babi Merajalela, Pasar Babi di Boawae Nagekeo Ditutup

Penyakit African Swine Fever (ASF) atau flu babi dari Afrika tengah merajalela di Kabupaten Nagekeo. Pasar babi di Boawae pun ditutup.

Pasar babi di Boawae, Nagekeo.

SIANAKAREN.COM -- Penyakit African Swine Fever (ASF) atau flu babi dari Afrika tengah merajalela di Kabupaten Nagekeo.

Mulai pekan depan, kegiatan penjualan babi di Pasar Boawae, Nagekeo akan ditutup.

Hal ini untuk mengantisipasi transmisi virus ASF yang tengah melanda ternak babi.

Penyakit ASF memiliki tanda klinis seperti demam tinggi, depresi, tidak mau makan, kemerahan pada telinga, perut, dan kaki, serta keguguran pada induk yang bunting, dan kematian dalam waktu 6-13 hari.

Pnyakit ASF dapat menyebabkan kematian ternak babi dan belum ada obatnya.

Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, namun jangan lengah karena virusnya bersifat menular, termasuk ke manusia.

"Untuk diketahui bersama,sementara waktu khusus Pasar Rabu Boawae, pasar babi mulai minggu depan tidakperbolehkan menjual babi di pasar sampai dengan waktu yang tidak ditentukan untuk mencegah penyebaran virus ASF yang mulai merajalela," tulis seorang warga di laman Facebooknya seperti dilihat pada Rabu (3/4) malam.

Sebagai upaya mitigasi, masyarakat Nagekeo dihimbau agar melaporkan kematian babinya ke Dinas Peternakan sehingga bisa diberi perhatian. 

Untuk peternak, diharapkan agar senantiasa memperhatikan kebersihan dan sanitasi kandang, cara pemberian pakan dan vitamin serta dilarang memberikan makanan limbah olahan babi kepada ternak babi.

Sebelumnya, Dinas Peternakan Nagekeo telah mewaspadai gelombang kedua ASF yang kembali menghantui ternak babi.

Tahun lalu, lebih dari 5.000 babi yang mati akibat diserang wabah ASF.

Masyarakat yang sudah terdampak pandemi, makin sulit ekonominya karena tidak memiliki sumber penghasilan lain, terutama warga di daerah pantai utara, seperti Wolowae.*